Back to Top

Sunday, April 28, 2019

Keunggulan biji serbuk dan minyak habbatussauda


Jika kita pergi ke toko herbal, biasanya kita akan menemukan produk habbatussauda. Coba anda lebih teliti lagi, anda akan menemukan produk habbatussauda yang masih berupa biji/serbuk dan ada juga yang sudah dalam bentuk minyak habbatussauda. Tentu saja harga yang minyak jauh lebih mahal, bisa 2x lipat lebih mahal dan bahkan bisa lebih.

Sebagian orang mengatakan bahwa penggunaan minyak akan memberikan efek yang lebih baik dari pada biji-bijian untuk terapi, benarkah anggapan ini?

Memang, anggapan diatas ada benarnya. Ketika habbatussauda dalam bentuk minyak, kandungan zat aktifnya sudah tersarikan tanpa menyertakan bagian yang tidak diperlukan. Sehingga ketika seseorang mengkonsumsi minyak habbatussauda, dosis yang diperlukan menjadi lebih sedikit dibandingkan jika mengkonsumsi dalam bentuk biji/serbuk.



Namun harus dipahami juga bahwa kulit biji habbatussauda juga memiliki manfaat tersendiri. Ketika kita mengkonsumsi minyaknya, maka manfaat yang terkandung pada kulit biji habbatussauda tidak akan kita dapatkan.

Sebagian besar zat aktif habbatussauda terdapat di dalam minyak volatilnya. Namun berdasarkan riset, ternyata diketahui adanya perbedaan khasiat antara biji dan minyak habbatussauda, terutama untuk penggunaan untuk menurunkan kadar trigliserida darah.

Seperti yang telah dilakukan riset yang berjudul "Effect of Oral Ingestion of Nigella sativa Seeds on Some Blood Parameters", yang dimuat di Saudi Pharmaceutical Journal Vol.5, No.2-3, April-July 1997, diteliti juga pengaruh Habbatussauda pada penurunan kadar trigliserida dengan hasil yang signifikan,dengan dosis 2 kali 1 gram biji habbatussauda.

Sedangkan pada riset yang berjudul "Therapeutic Effect Of Nigella sativa Oil On Different Clinical And Biochemical Parameters In Metabolic Syndrome", juga tercatat bahwa pemberian minyak Habbatussauda dengan dosis 2 kali @2,5ml sehari selama 5 minggu memberikan hasil penurunan yang lebih baik, pada pasien yang sama-sama diterapi dengan Atorvastatin 10mg. Namun perbedaannya kurang signifikan.
Oleh karenanya, penggunaan Habbatussauda dalam bentuk biji pada kasus kadar trigliserid darah yang tinggi lebih disarankan dari pada penggunaan dalam bentuk minyak.

Jadi, sebaiknya konsumsi yang mana, biji serbuk ataukah minyaknya?


Tergantung penggunaannya, karena keduanya (biji dan minyak) memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Keunggulan bentuk minyak adalah pada kandungan zat aktif yang lebih tinggi dibandingkan bentuk biji/serbuk dengan berat yang sama. Bentuk minyak juga lebih unggul untuk penggunaan yang memang dibutuhkan pada kasus-kasus penggunaan topical atau penggunaan untuk olesan atau tetes.
Namun kekurangan pada bentuk minyak adalah memiliki rasa dan aroma yang lebih menyengat di tenggorokan, sehingga seringkali banyak konsumen yang mengeluh kesusahan saat menelan. Kekurangan lainnya yaitu kehilangan khasiat yang terdapat pada kulit biji habbatussauda.

Sedangkan keunggulan bentuk serbuk biji adalah kandungan kulit biji yang mengandung serat yang bermanfaat bagi pencernaan. Juga, tidak begitu menyengat aroma dan rasanya. Namun, dibutuhkan dosis yang besar ketika digunakan sebagai bahan terapi.
| April 28, 2019 | ,

Habbatussauda dan Pecandu Narkoba

Dewasa ini penyalahgunaan narkoba merupakan masalah bangsa yang harus ditangani bersama. Bisakah habbatussauda turut membantu mereka yang mengalami kecanduan terhadap penggunaan obat-obatan terlarang ini?

Seorang penulis yang bernama Dr.Sibghatullah Sangi dari Departement of Pharmacology, Fatima Jinnah Dental College, Bhittai Colony, Korangi Creek, Karachi, membuat penelitian dengan judul "A New and Novel Treatment of Opioid Dependence : Nigella Sativa 500mg."


Di dalam penelitian tersebut mencoba mengetahui efek habbatussauda dalam membantu para pecandu narkoba jenis opium untuk melepaskan diri dari ketergantungan obat. Penelitian ini dimuat di Jurnal Ayyub Med Coll Abbotabad, 20(2) th 2008. Berikut adalah beberapa poin penting terkait penelitian diatas.

Efektifitas Habbatussauda sebagai Terapi Pecandu Narkoba


Penelitian ini dilakukan di Rumah sakit terhadap 50 penderita kecanduan heroin. Lamanya penelitian 12 minggu atau sekitar 3 bulan. Dalam penelitian itu, pasien diisolasi di rumah sakit untuk mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan seperti misalnya secara diam-diam mengkonsumsi narkoba lain, terjadi sakau yang hebat, dan hal lainnya. Semua peserta adalah laki-laki dan dengan sukarela mengikuti penelitian ini. Peserta kemudian dievaluasi, baik evaluasi harian, mingguan ataupun bulanan. Umur peserta kisaran 21 hingga 45 tahun dan telah menggunakan narkoba jenis heroin dengan dosis 1/4 hingga 1/2 gram (dosis jalanan) per hari dengan rata-rata lama penggunaan selama 5 tahun.

Semua peserta penelitian yang merupakan pecandu narkoba diberikan biji habbatussauda yang dibeli di Majid Brothers, Lajpat Road, Hiderabad. Biji tersebut digiling dengan mesin hingga menjadi serbuk yang halus (bubuk). Semua peserta diberikan dosis 500mg, sehari masing-masing 3 kali. Kemudian setiap hari semua peserta dievaluasi tekanan darah, nafsu makan, asupan kalori, tingkat kecemasan, berat badan, suhu badan, pola tidur, partisipasi dalam bersosialisasi, suasana hati, kesabaran dan segala aspek yang berkaitan dengan efek dari kecanduan. Penelitian dilakukan dengan memberikan skor pada tiap parameter yang diukur. Dari skor ini lantas diambil satu kesimpulan yang berkaitan denan efek pemberian habbatussauda dengan dosis 3 kali 500mg.

Hail Terapi Pecandu Narkoba dengan Habbatussauda


Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam rentang waktu 3 bulan, habbatussauda memberikan efek positif dengan adanya perbaikan kualitas fisik maupun psikis dari para peserta penelitian. Adanya peningkatan asupan kalori, nafsu makan, dan perbaikan pola tidur, walaupun tanpa pemberian obat penenang. Tekanan darah, pernafasan, suhu tubuh, denyut jantung, dan tanda vital lainnya menunjukkan angka normal yang mengindikasikan bahwa habbatussauda tidak memberikan efek samping terhadap tanda vital fisik para peserta.
Gejala psikis seperti kecemasan, gelisah, dan sering kali diiringi dengan gemetar berkurang secara signifikan, yang dijabarkan dalam skor kualitatif. Kewaspadaan, keceriaan, ketenangan, kesabaran, relaksasi, respon berpikir jernih, serta kemauan untuk bersosialisasi menunjukan peningkatan skor yang membaik. Hal ini sangat bermanfaat bagi pecandu narkoba yang biasanya menarik diri dari masyarakat, cenderung gelisah, selalu curiga, apatis, lesu dan tidak peduli pada lingkungan sekitarnya.

Penelitian ini sekaligus membuktikan bahwa habbatussauda dapat memperbaiki kondisi ketergantungan pecandu terhadapnarkoba jenis opium, dalam hal ini yaitu heroin, dengan mekanisme memblokir jalur kalsium (Calcium Channel Block Effect). Penelitian ini masih membutuhkan penelitian lanjutan agar dapat diketahui dosis optimal yang bisa diberikan, sekaligus lama terapi yang dibutuhkan, agar penderita pecandu narkoba dapat benar-benar bebas dari pengaruh buruk narkoba yang pernah dikonsumsinya. Karena dosis 3x @500mg merupakan dosis yang sangat kecil, yang bisa dikatan sebagai dosis awal terapi.

Namun setidaknya dengan hasil riset dan penelitian ini telah membuka wawasan kita bahwa Habbatussauda memiliki nilai lebih dalam perannya membebaskan pecandu narkoba dari ketergantungan. Selain memberikan efek positif terhadap ketergantungannya, habbatussauda memberikan terapi terhadap infeksi-infeksi berbahaya yang sering kali timbul pada pecandu narkoba, memperbaiki kerusakan organ,sekaligus melindungi organ yang masih baik kondisinya.

Demikian informasi terkait efektifitas habbatusauda untuk terapi pecandu narkoba jenis opium (heroin). Bagi anda yang sekiranya memiliki teman ataupun kerabat yang kecanduan narkoba jenis opium, bisa disarankan untuk terapi dengan mengkonsumsi habbatussauda. Semoga bermanfaat.
| April 28, 2019 |
Back to Top